Kamis, 22 Mei 2008

Apa yang dipelajari dari bekerja?

Benarkah ketika kita bekerja,semua ilmu yang diperoleh di bangku sekolah dan kuliah harus digunakan semuanya? tentu saja tidak, kecuali bagi sebagian orang yang berpendapat bahwa mencari ilmu itu untuk bekerja. Sebelum masuk kantor, jauh-jauh hari pamanku memberi nasehat bahwa ketika suatu hari nanti kamu masuk kantor, jangan gengsi untuk mengerjakan hal-hal yang sepele seperti memfotocopy atau mengantar surat meski untuk mengerjakan semuanya tidak perlu harus kuliah tinggi-tinggi dan jauh-jauh.

Bekerja dengan penuh semangat. Rasanya itulah yang diinginkan dari penggagas reformasi birokrasi. Bagaimana bisa aparatur negara melayani masyarakat dengan baik apabila tidak ada semangat pada dirinya. Untuk hal ini mungkin kita dapat mencontoh aparat birokrasi di Jepang yang katanya sampai berlarian untuk melayani masyarakat. Remunerasi bisa jadi merupakan sarana untuk merangsang semangat itu. Lalu pertanyaannya, seberapa efektifkah?

Cara tersebut cukup efektif, meskipun menimbulkan kecemburuan bagi pegawai di kementerian/ lembaga lainnya. Padahal, pegawai depkeu non-DJP sendiri bisa saja cemburu kepada pegawai DJP karena pada umumnya mereka mendapat TKPKN yang rata-rata dua kali lipat dari pegawai Depkeu non-DJP. Namun, toh biarlah rejeki orang sendiri-sendiri. Kalo mau jadi kaya caranya juga banyak. Asal mau bertindak saja. Asalkan mereka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa riswah(korupsi), hal itu tak jadi masalah.

Semangat karena harta, tahta(jabatan), dan wanita adalah hal yang biasa, dan orang yang menganutnya juga orang biasa. Lalu siapa orang yang luar biasa itu? Sebelumnya kita mungkin telah sering, bahkan mungkin terlalu sering mendengar dan/atau membaca bahwa kecerdasan yang merupakan modal kesuksesan dipengaruhi oleh 20% IQ dan 80% EQ. 100% SQ. Trus kaitannya apa?

OK, mungkin terlalu panjang lebar jika menjelaskan mereka. Mending baca kisah berikut sebagai contoh. Pada suatu ketika terdapat pekerja di suatu pabrik mobil yang tugasnya memasang dan mengencangkan baut jok mobil. Ketika ditanya kenapa orang tersebut begitu betah mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia menjawab, "Bapak dapat membayangkan, sekiranya baut jok mobil ini tidak terpasang dengan baik, maka akan timbul banyak korban akibat kecelakaan".

Kisah yang lain. Suatu ketika, James Gwee, trainer kondang yang masih muda dari singapura sedang mengadakan training di sebuah hotel. Diantara pesertanya adalah karyawan yang sudah tua dan tugasnya sebagai pemeriksa engsel pintu hotel. Beliau harus memastikan bahwa pintu kamar hotel benar-benar berfungsi dengan baik dengan membuka dan menutupnya berkali-kali. Sepertinya membosankan, benar demikian...?

Lalu apa yang membuat beliau begitu semangat. Ketika ditanya demikian beliau menjawab" Pak, saya tahu, tamu di hotel ini rata-rata adalah direktur atau pimpinan perusahaan, para ekskutif, dan para kepala keluarga. Coba Anda bayangkan ketika terjadi kebakaran, dan pintu tidak bisa dibuka, maka para pegawai dapat kehilangan pekerjaannya dan anggota keluarga akan kehilangan orang yang dicintainya. Hidup mereka dapat berubah seketika."

Mereka memiliki alasan mulia untuk bekerja, mereka adalah orang-orang yang berSQ tinggi. Hidup ini adalah ibadah. That's all the meaning of life. Motivation generator.
wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar