Rabu, 24 Maret 2010

APBN-P dan Ada Apa dengan Mereka

16 Januari 2007, Lantai 2 Gedung P penuh dengan manusia berwajah tegang. Banyak adegan yang tak biasa. Ada yang nangis, ada yang biasa aja, ada yang malah ketawa setelah keluar dari ruang kompre. Tapi yang jelas aku menggigil, bukan lantaran pertanyaan dosen penguji yang sulit, melainkan karena AC di ruang ujian kompre meniupkan hawa begitu dingin. Sampai-sampai jari-jari tanganku membiru. Meski demikian, seperti mendapatkan petuah pusaka dari dosen penguji, "Mas, sebelum Anda keluar, ingat enam indikator makro ekonomi dalam APBN adalah senjata ampuh". Okelah kalau begitu. Bagiku saat itu lulus dengan nilai baik lebih aku perlukan daripada memikirkan urusan negara.

Pada Kuartal I 2010, perkembangan perekonomian terkini ternyata berbeda dengan asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN sebelumnya. Sebentar, kenapa setiap membuat APBN kita harus menggunakan asumsi? Pertanyaan cerdas Gan. Jika tidak memakai asumsi, maka APBN tidak akan bisa dibuat. Enam indikator makro ekonomi tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak per hari, suku bunga SBI dalam 3 bulan, dan harga minyak per barel.

Sedikit gambaran mengenai fungsi indikator makro ekonomi ini. Pertumbuhan ekonomi digunakan untuk mengukur potensi pajak yang dapat ditarik dari masyarakat dan melihat pengaruh APBN dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tingkat inflasi digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yang secara riil terjadi. Kita semua tahu nilai tukar di pasaran setiap hari berubah. Dalam APBN yang angka-angkanya sudah ditetapkan dalam undang-undang tidak dapat begitu saja berubah. Asumsi nilai tukar (kurs) digunakan untuk menghitung perkiraan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dalam bentuk dolar seperti ekpor migas maupun non migas. Selain itu pajak dari PPh maupun PPN hasil ekspor migas maupun non-migas. Hibah (grants) dari negara asing berbentuk dolar juga harus dikonversi ke dalam rupiah.

kegunanaan asumsi Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah untuk memperkirakan jumlah cicilan bunga utang dalam negeri dalam bentuk surat utang negara. Asumsi harga minyak berguna untuk memperkirakan berapa besar penerimaan dan pengeluaran negara terkait dengan minyak dan gas bumi. Biasanya ini asumsi yang paling hot. Perubahannya begitu terasa sampai ke kalangan masyarakat bawah. Penerimaan negara dari hasil minyak dan gas bumi adalah PPh Migas dan PNBP dari ekspor migas. Sedangkan pengeluarannya untuk subsidi BBM, bagi hasil migas ke daerah, dan Dana Alokasi Umum (DAU) ke daerah. Perubahan 1 dolar AS secara neto akan dapat menambah beberapa miliar rupiah beban negara untuk subsidi BBM.

Asumsi harga minyak pada APBN-P 2010 akan diubah menjadi US$ 77 per barel. Dengan perubahan ini, pemerintah masih sanggup menahan subsidi BBM hingga harga minyak dunia mencapai US$ 80 per barel. Jadi perkembangan harga minyak US$ 80 per barel ini akan jadi masukkan pada pembahasan APBN-P dengan DPR. Apakah mereka menganggap itu risiko yang riil yang perlu dipertimbangkan. Sehingga asumsi harus diubah, atau ada kebijakan-kebijakan lain.

Dalam pasal 27 UU No.47 tahun 2009 tentang APBN 2010 disebutkan bahwa penyesuaian APBN Tahun Anggaran 2010 dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama DPR dengan syarat:
1. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN Tahun anggaran 2010;
2. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;
3. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergerseran anggaran antar unit organisasi, antar program, dan/atau antar jenis belanja.
4. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun-tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun 2010.

Ketika merujuk ke Undang-undang APBN, pembahasan mengenai angka-angka ini memang seharusnya dibicarakan dengan wakil rakyat (DPR). Jika ada anggota DPR berniat memboikot Menteri Keuangan, maka mereka telah menyia-nyiakan amanat rakyat. DPR harus profesional. Jika ingin melatih kekuatan politik jangan di forum seperti itu. Nanti kalau APBN jebol kan rakyat juga yang menderita. Undang-undang APBN disetujui DPR, tapi malah akan dilanggar sendiri.

Kasus Century menjadi alasan untuk memboikot Menkeu. Rasanya aneh ketika kita melihat beberapa orang dianggap bersalah hanya berdasarkan paduan suara, bukan bukti. Wakil rakyat yang bijaksana dan profesional adalah dambaan masyarakat. Bukan seperti anak TK yang ngambek tidak mau makan lantaran tidak dibelikan mobil-mobilan.

Siko Dian Sigit Wiyanto A.K.A Shining Phoenix.

Senin, 07 Desember 2009

PESAN MORAL KASUS CENTURY


“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)

Isu kasus Century semakin memanas dan media tak ketinggalan untuk selalu menyorotnya. Kali ini isu tersebut telah memasuki babak baru, yaitu hak angket kasus century. Melalui sidang paripurna, DPR mensahkan usul hak angket century menjadi hak dewan. Banyak permasalahan yang disorot pada isu ini. Pertama, dasar pengambilan kebijakan penyaluran bail out oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Kedua, besaran bail out sampai 6,7 triliun menjadi sorotan karena dikaitkan-kaitkan dana publik (APBN) termasuk di sana. Ketiga, tuntutan agar Boediono yang saat itu menjabat sebagai Gubernur BI dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang saat itu juga menjabat menjadi ketua KSSK mundur/ non aktif dari jabatannya. keempat, Aliran dana bail out tersebut, apakah mengarah kepada pihak-pihak tertentu. Namun untuk masalah ini, kita harus menunggu hasil akhir audit BPK.

Lalu apa yang mendasari pemberian bail out itu? beberapa pengamat menduga ada beberapa pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ini. Dugaan intervensi melalui telepon pun telah dibantah oleh Sekretaris KSSK Raden Pardede. Pengamat juga menilai bahwa krisis yang terjadi pada Bank Century tidak akan berdampak sistemik karena persentase nilai asetnya sangat kecil jika dibanding aset perbankan nasional yakni 0,03 % dari total aset perbankan nasional dan market sharenya 0,1 persen jumlah nasabah perbankan di Indonesia.

Namun, bagaimanakah keadaan yang sesungguhnya. Memang dalam keadaan biasa, keadaan bank Century tersebut tidak akan berdampak sistemik. Kenyataan pada saat itu (November-Desember 2008) adalah masa-masa paling kritis bagi Indonesia di tengah terjangan dampak krisis keuangan global. Saat itu situasi sangat tidak menentu. Meski pemerintah mengumumkan bahwa fundamental makro ekonomi cukup tangguh, ternyata indikator sektor keuangan justru rapuh. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya angka indeks stabilitas keuangan atau Financial Stability Index (FSI) menjadi 2,43 pada November 2008 yang melampaui batas maksimum indeks yaitu 2.

Pada saat itu pula ekses likuiditas mencapai titik terendah akibat penarikan secondary reserves oleh perbankan untuk mendanai kredit. Ini terlihat jelas dari penurunan simpanan perbankan dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secondary reserves terpaksa dijadikan pendanaan alternatif bagi kredit perbankan. Semua ini disebabkan oleh kesulitan bank dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) akibat dampak krisis keuangan global.

Bahkan pada saat itu, Rasio alat likuid terhadap Non Core Deposits (NCD) atau rasio likuiditas mengalami tekanan serupa hingga mencapai angka terendah yakni 84,9 % (di bawah 100%). Hal ini menunjukkan bank umum kurang memiliki kemampuan dalam mengantisipasi penarikan dana dari masyarakat. Indikator ini menunjukkan ketahanan likuiditas perbankan meragukan. Loan Deposits Ratio (LDR) menunjukkan angka 77,2% pada Desember 2008 karena pertumbuhan DPK lebih rendah daripada pertumbuhan kredit.
Proses penyelamatan Bank Century ini bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan sehingga mencegah rush atau bank run. Untuk mengetahui dampak merambat (contagion effect) kegagalan suatu bank, BI telah melakukan interbank stress test kepada beberapa bank. Hasilnya menunjukkan bahwa jika 11 bank pemicu gagal (single failure) terdapat 14 bank yang berpotensi permodalannya tertekan. Sementara dampak lanjutannya (second round effects) berpotensi membuat 24 bank lainnya juga mengalami tekanan permodalan (multiple failure). Tentu kita tidak ingin peristiwa ini terulang seperti pada tahun 1999.

Kepanikan di pasar modal juga menunjukkan potensi krisis. Posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Januari 2008 kita menunjukkan 2.830, pada November 2008 merosot menjadi 1.555. Jadi, penurunan indeks lebih dari 50%.Keadaan ini mencerminkan kepanikan investor portofolio asing yang menarik dananya dalam skala besar untuk mencukupi kebutuhan likuiditas di negaranya. Bahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) harus melakukan suspend perdagangan saham pada 8-10 Oktober 2008. Tindakan ini untuk menghindari kepentingan investor dari kerugian yang lebih dalam lagi.

Pasar SUN mengalami tekanan hebat tercermin dari penurunan harga SUN atau kenaikan yield SUN secara tajam yakni dari rata-rata sekitar 10 persen sebelum krisis menjadi 17,1 persen pada tanggal 20 November 2008; (catatan: setiap 1 persen kenaikan yield SUN akan menambah beban biaya bunga SUN sebesar Rp 1,4 T di APBN). Rupiah mengalami depresiasi hingga 30%, melewati batas psikologisnya di angka Rp 12,000. Penarikan dana oleh asing yang diikuti penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar menguras cadangan devisa Indonesia hingga US 7,81 miliar.

Selanjutnya, bagaimana mengenai dana sebesar 6,7 triliun? Apakah benar dari APBN? Lembaga Penjamin Simpanan selaku pemegang saham Bank Mutiara (sebelumnya bernama Bank Century) menegaskan dana talangan atau penyertaan modal sementara (PMS) sebesar 6,7 triliun tersebut sama sekali tidak menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pasalnya, sumber dana talangan tersebut berasal dari premi bank peserta pinjaminan. Oleh sebab itu, pemberian dana itu tidak perlu meminta persetujuan DPR.

Penyertaan modal pemerintah sebagai modal awal LPS adalah Rp4 triliun dan premi yang dibayarkan bank anggota sejak Sepember 2005 mencapai Rp12,5 triliun dan total aset Rp18 triliun. Jadi, meskipun dikurangi Rp6,7 triliun, uang pemerintah masih utuh. Sekali lagi anggapan dana bail out berasal dari APBN tidak berdasar. LPS merupakan bagian dari Kekayaan Negara dan bukan bagian dari APBN. Bail out ini menjadikan LPS sebagai pemilik 99,996 persen Bank Mutiara. Jika nanti ada investor yang mau membeli bank tersebut, maka akan dilepas. Jika tidak ada yang mau, maka akan dilelang.

Sementara ini menurut LPS, sudah ada beberapa investor dari asia yang berminat mau membeli bank yang dulunya milik robert tantular ini. Tapi, LPS masih bersikukuh untuk merahasiakan identitas mereka. Lagipula mereka belum memberikan ketertarikannya (letter of intent) secara tertulis dan resmi. Maklum proses pembelian suatu usaha memang harus didahului oleh proses uji tuntas (due diligence). Investor ini berbentuk bank dan fund manager.

Kisah kasus Bank Century menjadi panas ketika sudah masuk ke ranah politik. Tapi pertanyaannya, mengapa politisi baru mempermasalahkannya sekarang? Sebenarnya citra Bank Century sudah membaik sejak namanya berubah menjadi Bank Mutiara. Jika ada pihak-pihak terkait masalah hukum, semoga tidak membuat deposan lari. Sekarang ini Bank Mutiara telah menunjukkan kinerja yang positif dengan berhasil mencatat lonjakan laba bersih sebesar 3.252 persen. Bahkan, bank ini mencetak laba bersih sebesar Rp 231 miliar pada Oktober 2009. Jadi prospek Bank ini menjanjikan dan tidak ada alasan bahwa PMS dari LPS tidak akan kembali, malah bisa jadi untung.

Kasus Bank Century memang harus segera diselesaikan. Tapi tuntutan kepada beberapa pejabat seperti Boediono dan Sri Mulyani untuk mundur dinilai berlebihan, apalagi alasannya hanya untuk mempermudah pemeriksaan. Tidak bisa begitu saja mereka dinonaktifkan dari jabatannya tanpa bukti yang jelas mengingat jabatan yang mereka emban begitu strategis dan dapat menimbulkan gejolak. Apalagi mereka berasal dari kalangan profesional akademis dan bukan politisi yang memiliki peluang besar terjerumus ke dalam konflik kepentingan. Jadi perlu diperhitungkan lebih jauh antara manfaat dan madharatnya.

Proses pengambilan keputusan, yang didasarkan oleh kewenangan diskresi yang dimiliki oleh pejabat pemerintahan, harus dipisahkan dengan kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Biarkan mereka diberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya di DPR. Toh, Sri Mulyani sendiri juga mendukung hak angket dan telah menyerahkan data yang akurat dan valid kepada BPK.

Sepak Terjang Sri Mulyani

Sri Mulyani mendapat sorotan dalam Kasus Century karena dirinya pada saat itu menjabat sebagai ketua KSSK yang menetapkan Bank Century sebagai bank gagal sistemik. Sri Mulyani memiliki track record mengesankan dan integritasnya tidak lagi diragukan baik dalam kancah nasional maupun internasional. sejak dirinya diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Desember 2005, Sri Mulyani telah menorehkan banyak prestasi.
Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai menteri Keuangan Terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di indonesia versi majalah Globe Asia bulan oktober 2007. Belum pernah ada menteri keuangan indonesia yang mendapatkannya dan dia merupakan tokoh wanita Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan seprestisius itu.

Kita semua tidak akan menyangkal bahwa di tengah ketidakpercayaan masyarakat akan pelayanan publik dan kinerja aparat pemerintah, menteri keuangan yang lahir di Bandar Lampung ini menjadi pelopor reformasi birokrasi. Selain itu sesuai core business Departemen Keuangan dalam mengelola keuangan negara, dia berhasil melanjutkan reformasi di bidang keuangan negara untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang profesional, terbuka, dan bertanggungjawab. Baik reformasi keuangan negara dan reformasi birokrasi merupakan hal yang penting dan saling mendukung untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Sejak masa kepemimpinan Sri Mulyani, Departemen Keuangan menjadi leader dalam hampir di segala aspek kepemerintahan yakni pelayanan publik, administrasi, penataan organisasi, dan pengelolaan keuangan negara. Tingkat kepuasan masyarakat pun meningkat. Hal ini dibuktikan dengan survei oleh Universitas indonesia pada 2008. Hasil survey menunjukkan bahwa Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Depkeu selama tahun 2007 mencapai 63,6 persen, cukup puas 29,4 persen, tidak puas 6,9 persen.

Departemen Keuangan di masa kepemimpinannya juga tidak mau ketinggalan dalam memberikan kontribusi pemberantasan korupsi. Indeks persepsi korupsi indonesia (IPK) 2009 meningkat tajam yakni dari 2,6 menjadi 2,8. Dengan skor tersebut peringkat indonesia naik secara signifikan. Sekarang posisi indonesia di peringkat 111 (dari 180 negara),berarti naik 15 posisi dari tahun lalu. Faktor peningkatan IPK ini salah satunya adalah reformasi birokrasi di tubuh Departemen Keuangan khususnya di bidang perpajakan.

Begitu naifnya jika bangsa ini membiarkan tokoh yang membawa perbaikan dengan karya nyata mengalami pembunuhan karakter secara pelan dan meyakinkan oleh orang-orang yang selama ini dirugikan oleh perjuangannya selama ini. Begitukah sikap publik kepada orang yang sangat diakui integritasnya, kapasitas,maupun kapabilitasnya. Kita harus jujur dalam menyuarakan pesan bahwa masih banyak yang menaruh kepercayaan dan harapan kepadanya.

Senin, 27 April 2009

Tips tentang Belajar Efektif

Banyak cerita mengenai cara belajar yang efektif. Beberapa minggu yang lalu ada dua orang teman mampir ke kantor. Mereka adalah pegawai yang sedang menjalankan, lebih tepatnya menikmati tugas belajar di DIII Kurikulum Khusus STAN. Tiba-tiba mereka tanya ke aku, "Mas, bagaimana caranya agar belajar jadi efektif?" Ditanya seperti itu aku jadi malu sendiri. Meskipun banyak pengetahuan tentang cara belajar dari penjuru bumi. Hasil prestasiku tidak sehebat yang lain. Biasa, hanya sedikit yang dipraktikkan.

Meski Demikian share aja sedikit mengenai bagaimana cara belajar yang efektif tersebut:
1. Sebelum kuliah, usahakan baca dulu materi yang kira-kira akan disampaikan sehingga nanti lebih siap dan enjoy ketika kuliah.
2. Belajar habis shubuh jauh lebih efektif daripada belajar malam-malam apalagi wayangan. Mahasiswa sekarang rupanya jago mendalang. Hebat, mewarisi budaya nusantara.
3. Meski demikian belajar di tengah malam dengan tidur dahulu adalah salah satu rahasia temen SMAku yang jadi juara pararel dan juara dalam perolehan NEM tertinggi.
4. Ulangi pelajaran ketika sampai di rumah/kosan karena meski hanya 15-30 menit, itu cukup untuk menghadapi ulangan/quiz dadakan dari guru ato dosen. Repetitive magic power, gitu kata buku motivasi.
5. Biasakanlah berdiskusi karena akan membuka wawasan baru atau ide baru yang tidak kita bayangkan sebelumnya. Tentu saja isi diskusi tersebut haruslah bermanfaat.
6. Malu bertanya sesat di jalan. Sesat lebih berbahaya daripada salah tapi pelakunya mengetahuinya. Bertanyalah kepada yang ahli.
7. Ingat, tujuan belajar bukan untuk meraih IPK 4 koma atau nili sekian. Karena ukuran keberhasilan seseorang dalam belajar adalah implementasinya dalam kehidupan.

Demikian uraian saya bila ada kurangny, saya mohon maaf.

Jumat, 17 April 2009

Tugas Belajar Itu Hak dan Perlu

Tugas belajar, menajadi isu panas sepanas siang hari di pusat Jakarta. Jelas saja, tugas belajar diperlukan pegawai untuk mengembangkan potensi dan kapasitasnya agar dapat lebih berguna bagi sesama pada umumnya dan bagi instansi pada khususnya. Mengembangkan potensi, artinya setiap manusia memiliki potensi yang berbeda, ibarat gaya gravitasi, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula energi potensialnya. energi potensial ini dapat bermanfaat untuk menggerakkan turbin organisasi agar lebih berenergi. Bukan untuk menghantam semua yang ada di bawah.

Kapabilitas berarti pengetahuan dan keahlian yang dapat membuat pegawai bekerja cerdas, menggesar pengungkit sehingga beban berat dapat dipindahkan dengan energi yang jauh lebih ringan. Semua keuntungan akan kembali ke organisasi. Hanya orang-orang yang memiliki bening hati yang mengetahuinya. Robot-robot cerdas tidak tahu. Yang jelas, kami bukan robot. Kami adalah manusia yang punya hati.

Tujuan kuliah ini aku dapatkan dari penuturan paman. Tujuan kuliah bukan untuk naik pangkat atau jabatan. Jika itu yang dicari, kenapa tidak beli ijazah saja. Bahkan kalau mau seseorang tidak perlu menempuh pendidikan formal untuk menjadi orang besar. Kapasitas dan kapabilitas yang melebihi gelar akademiknya. Lihatlah Thomas Alfa Edison yang dikeluarkan dari sekolahnya karena dianggap idiot sampai akhirnya ia menjalani homeschooling dengan Ibunya sendiri menjadi gurunya. Ia bukan S1.S2, atau S3, ia hanya seorang manusia yang berusaha menembus batas yang menghambat dirinya.

Jika kita ingin dijajah, halangi akses untuk meraih pendidikan, maukah???

Mulai Belajar Akuntansi

Yeah, apapun yang terjadi semangat belajar harus jalan terus. Optimis bahwa pintu akan dibuka lebar-lebar, kebathilan akan tumbang, dan keadilan akan tegak. Akuntansi merupakan bagian dari ilmu sains. Tapi koq dimasukkan ke dalam ilmu sosial. Lulusan DIV akuntansi kan gelarnya S.ST artinya sst... jangan bilang-bilang ga ding artinya Sarjana Sains Terapan. Ga masalah apa itu ilmu eksak dan sosial. Meskipun diantara keduanya ada perbedaan yang mendasar, tetap saja yang penting toh bermanfaat.

Oke,banyak orang mengatakan bahwa Akuntansi itu sulit. Dulu aku berpikiran begitu, dan sekarang tetap berpikiran begitu ha7. Ga masalah, sesulit apapun tetap saja akan mudah, insyaAllah. Sebenarnya ga susah-susah amat jika kita mau memahami konsep dasar akuntansi itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui simbahnya konsep akuntansi adalah aktiva=utang+modal. Hayati saja rumus itu. Semua konsep akuntansi sebenarnya berasal dari sana koq. Misalnya, Pak Joko mendirikan Perusahaan Dagang "Untung Terus" dengan modal awal 10 Juta kemudian Pak Joko juga pinjam 5 Juta ke Bank "Anti Riba". Jadi sekarang Pak Joko punya aktiva sebesar 15 Juta (10+5Juta).

Trus Pak Joko beli barang dagangan sebanyak 2 Juta maka jurnalnya adalah Debit Barang Dangan 2 Juta dan Kredit pada Kas 2 Juta. Semua transaksi itu hanya memengaruhi aktiva. Akuntansi ya, gitu-gitu aja. Hal yang paling penting adalah bagaimana kita bisa teliti sehingga lajur kanan dan kiri (aktiva dan passiva)-passiva adalah hutang+modal)bisa seimbang. Sama halnya matematika yang berasal dari pipolondo (ping, poro, lan, sudo) atau terjemahannya kali, bagi, tambah, dan kurang. Begitulah cinta, eh begitulah akuntansi. Ilmu pasti yang ga pasti-pasti amat karena harus menggunakan standar yang ditetapkan dan diketahui bersama.

Manfaat akuntansi adalah menghasilkan laporan keuangan yang dapat menggambarkan kondisi keuangan entitas (perusahaan/badan/perorangan). Begitulah coy, akuntansi bisa menjadi mudah koq (semoga, amien). Satu prinsip yang harus dipegang, kejujuran. Selamat belajar, semoga sukses:)

Rabu, 18 Juni 2008

Kenangan Dari FKI 2008

FKI kali ini bebarengan dengan Indonesia Cellular Festival 2008 sehingga semakin ramai dipadati pengunjung. Ada hal yang menarik mengenai pameran ini yaitu, banyaknya Vendor yang membuka lebih dari satu stand. Mereka adalah Toshiba dan HP. Meski demikian ada Vendor yang menghilang yaitu Forsa. Ketika kita mengunjungi pemran handphone, saya yakin banyak pengunjung yang kecewa karena tidak adanya Nokia pada pameran selular tahun ini. Keadaan itu membuat beberapa pengunjung yang sebelumnya berniat membeli HP Nokia terpaksa mencarinya di ITC terdekat, seperti ITC Roxy Mas.

Selidik punya selidik, harga Nokia ternyata naik mulai dari 300 ribuan hingga 500 ribuan. Dari beberapa opini masyarakat dapat disimpulkan bahwa hal itu merupakan dampak dari kenaikan harga BBM di Finlandia yang notebene adalah asal Vendor HP yang cukup populer tersebut. Pendapat ini selarah dengan informasi dari seorang penjual di ITC Roxy Mas bahwa kenaikan harga HP Nokia karena stock barang yang ditahan. Mungkin saja tertahannya karena makin mahalnya harga BBM. Dari surat kabar diberitakan bahwa para sopir truk di sana juga melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.

Sebenarnya FKI sendiri berorientasi kepada pendidikan IT. Tapi, karena pengunjung kebanyakan inginnya berbelanja. FKI secara lahiriah tidak jauh berbeda dengan Mega Bazaar komputer 2008 yang memang tujuannya adalah menggenjot penjualan. Ada bebapa evaluasi dari penyelenggaraan FKI tahun ini. Kurang adanya ATM yang memadai membuat pengunjuk harus rela berdesak-desakan dalam antrian yang lama dan panjang. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari panitia agar penyelenggaraan ke depannya lebih baik. Terima kasih.

Kamis, 22 Mei 2008

Apa yang dipelajari dari bekerja?

Benarkah ketika kita bekerja,semua ilmu yang diperoleh di bangku sekolah dan kuliah harus digunakan semuanya? tentu saja tidak, kecuali bagi sebagian orang yang berpendapat bahwa mencari ilmu itu untuk bekerja. Sebelum masuk kantor, jauh-jauh hari pamanku memberi nasehat bahwa ketika suatu hari nanti kamu masuk kantor, jangan gengsi untuk mengerjakan hal-hal yang sepele seperti memfotocopy atau mengantar surat meski untuk mengerjakan semuanya tidak perlu harus kuliah tinggi-tinggi dan jauh-jauh.

Bekerja dengan penuh semangat. Rasanya itulah yang diinginkan dari penggagas reformasi birokrasi. Bagaimana bisa aparatur negara melayani masyarakat dengan baik apabila tidak ada semangat pada dirinya. Untuk hal ini mungkin kita dapat mencontoh aparat birokrasi di Jepang yang katanya sampai berlarian untuk melayani masyarakat. Remunerasi bisa jadi merupakan sarana untuk merangsang semangat itu. Lalu pertanyaannya, seberapa efektifkah?

Cara tersebut cukup efektif, meskipun menimbulkan kecemburuan bagi pegawai di kementerian/ lembaga lainnya. Padahal, pegawai depkeu non-DJP sendiri bisa saja cemburu kepada pegawai DJP karena pada umumnya mereka mendapat TKPKN yang rata-rata dua kali lipat dari pegawai Depkeu non-DJP. Namun, toh biarlah rejeki orang sendiri-sendiri. Kalo mau jadi kaya caranya juga banyak. Asal mau bertindak saja. Asalkan mereka mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa riswah(korupsi), hal itu tak jadi masalah.

Semangat karena harta, tahta(jabatan), dan wanita adalah hal yang biasa, dan orang yang menganutnya juga orang biasa. Lalu siapa orang yang luar biasa itu? Sebelumnya kita mungkin telah sering, bahkan mungkin terlalu sering mendengar dan/atau membaca bahwa kecerdasan yang merupakan modal kesuksesan dipengaruhi oleh 20% IQ dan 80% EQ. 100% SQ. Trus kaitannya apa?

OK, mungkin terlalu panjang lebar jika menjelaskan mereka. Mending baca kisah berikut sebagai contoh. Pada suatu ketika terdapat pekerja di suatu pabrik mobil yang tugasnya memasang dan mengencangkan baut jok mobil. Ketika ditanya kenapa orang tersebut begitu betah mengerjakan tugasnya dengan baik. Dia menjawab, "Bapak dapat membayangkan, sekiranya baut jok mobil ini tidak terpasang dengan baik, maka akan timbul banyak korban akibat kecelakaan".

Kisah yang lain. Suatu ketika, James Gwee, trainer kondang yang masih muda dari singapura sedang mengadakan training di sebuah hotel. Diantara pesertanya adalah karyawan yang sudah tua dan tugasnya sebagai pemeriksa engsel pintu hotel. Beliau harus memastikan bahwa pintu kamar hotel benar-benar berfungsi dengan baik dengan membuka dan menutupnya berkali-kali. Sepertinya membosankan, benar demikian...?

Lalu apa yang membuat beliau begitu semangat. Ketika ditanya demikian beliau menjawab" Pak, saya tahu, tamu di hotel ini rata-rata adalah direktur atau pimpinan perusahaan, para ekskutif, dan para kepala keluarga. Coba Anda bayangkan ketika terjadi kebakaran, dan pintu tidak bisa dibuka, maka para pegawai dapat kehilangan pekerjaannya dan anggota keluarga akan kehilangan orang yang dicintainya. Hidup mereka dapat berubah seketika."

Mereka memiliki alasan mulia untuk bekerja, mereka adalah orang-orang yang berSQ tinggi. Hidup ini adalah ibadah. That's all the meaning of life. Motivation generator.
wallahua'lam.